Apakah artikel ini menambah wawasan anda?

Jumat, 17 September 2010

Sejarah Embriology

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, Karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Embriology. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Biologi dan Bioetika dengan dosen pengampu Dr.rer.nat.Binari Manurung.M.Si.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




Medan,   Juli 2010


Penyusun










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan organisme mulai dari zygote hingga lahir atau menetas. Perkembangan merupakan suatu proses yang berkenaan dengan terjadinya perubahan-perubahan progresif yang berlangsung di dalam sel, jaringan, organ, atau organism selama rentang hidupnya. Dengan kata lain perkembangan merupakan proses transformasi dari suatu keadaan ,susunan, atau fungsi ke keadaan. Susunan atau fungsi yang lain yang berlangsung secara progresif dan relative permanen, misalnya perkembangan telur katak menjadi katak dewasa, perkecambahan biji, regenerasi anggota tubuh yang diamputasi pada salamander atau perkembangan larva menjadi kupu-kupu (Spratt, 1976/)
Embrio manusia didefinisikan sebagai pengembangan manusia selama delapan minggu pertamasetelah pembuahan. Embriologi mempertimbangkan perkembangan dari zigot ke multiseluler organisme. Dalam kasus tertentu manusia, perkembangan tidak berhenti pada kelahiran.
Menurut Majumdar (1985), ada empat alasan mengapa perkembangan hewan penting untuk dipelajari. Ke empat  alasan tersebut adalah :
·         Dapat membantu memahami fungsi organ yang berbeda pada suatu organisme
·         Dapat membantu mempelajari proses terjadinya organisme dan mencari jawaban secara filosofis bagaimana terbentuknya organisme secara bertahap
·         Banyak jenis penyakit hanya dapat dimengerti sepenuhnya jika kita memiliki pengetahuan mengenai perkembangan organ dan organisme
·         Dapat membantu memahami keterkaitan secara evolusi berbagai kelompok-kelompok hewan yang berbeda.


BAB II
EMBRIOLOGY

1.      Pengertian
Embriology berasal dari bahasa Yunani yaitu embryon, “belum lahir” dan logia yang artinya yaitu ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel telur ke tahap janin. Setelah pembelahan sel-sel membagi atas morula yaitu bola berongga dan blastula yaitu yang mengembangkan sebuah lubang atau pori disalah satu ujungnya.
Pada hewan bilateral, blastula berkembang disalah satu dari dua cara yang membagi kehidupan binatang ke dalam dua bagian. Jika dalam blastula pori pertama (blastopori) menjadi mulut binatang, ini adalah Prostomia; jika pori pertama menjadi anus maka itu adalah deuterostome. Protostomes termasuk invertebrate seperti, serangga,cacing dan moluska sedangkan deuterostomes termasuk vertebrata. Pada akhirnya blastula berubah menjadi berbeda struktur yang lebih disebut gastrula.
Gastrula dan blastopori segera berkembang membentuk tiga lapisan yang berbeda dari sel yang semua organ tubuh dan jaringan kemudian berkembang menjadi :
·         Endoderm (lapisan paling dalam), menimbulkan organ pencernaan, paru-paru dan kandung kemih.
·         Mesoderm {lapisan tengah), menimbulkan otot-otot, tulang dan system darah.
·         Ektoderm (lapisan luar sel), menimbulkan system saraf dan kulit.
Pada manusia, embrio seperti bola membagi sel dari saat zigot implant itu sendiri di rahim dinding sampai akhir minggu kedelapan setelah pembuahan. Pada minggu kedelapan, perkembangan manusia ini di sebut janin. Embrio di banyak spesies sering terlihat mirip satu sama lain dalam tahap perkembangan awal. Alasan ini adalah karena kesamaan spesies memiliki sejarah evolusi. Kesamaan diantara spesies ini disebut homolog struktur, yaitu struktur yang memiliki fungsi yang sama atau serupa dan mekanisme memiliki berevolusi dari satu nenek moyang.


2.      Sejarah Perkembangan
Studi tentang embriologi ilmu yang berhubungan dengan pembentukan dan pengembangan embrio dan janin. Orang dahulu percaya bahwa organisme baru bisa timbul melalui reproduksi seksual, reproduksi aseksual atau generasi spontan. Pada awal abad keenam B.C, dokter Yunani dan filsuf menyarankan mengguakan telur ayam sebagai cara unuk menyelidiki embriologi.
Aristoteles (384-322 ) menggambarkan dua model historis penting yangdikenal sebagai Preformasi dan epigenesis. Menurut teori preformationist, embrio atau miniatur individu berkembang dalam telur ibu atau air mani ayah dan mulai berkembang saat dirangsang.
Aristoteles percaya bahwa embrio pada dasarnya dibentuk oleh koagulasi dalam rahim segera setelah kawin ketika prinsip jantan bertindak pada substansi bahan yang disediakan oleh betina. William Harvey(1578-1657) menggunakan rusa yang dikawinkan dan membedah rahim dan mencari embrio didalam tubuh rusa betina. Harvey tidak dapat menemukan tanda-tanda embrio berkembang di dalam rahim sampai sekitar enam atau tujuh minggu setelah perkawinan itu terjadi. Selain eksperimen pada Rusa, Harvey melakukan studi sistematis dari perkembangan telur ayam. Hasil pengamatannya menyakinkan bahwa generasi berjalan dengan epigenesist yaitu penambahan secara bertahap perkembangan. Namun demikian banyak pengikut Harvey menolak epigenesist dan beralih ke teori Preformasi.
Marcello Malpighi (1628-1694) da  Jan Swammerdam (1637-1680) dua ahli yang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikoskop untuk mendukung teori preformasi.     

3.   Teori Perkembangan
Dalam waktu yang sangat panjang beberapa ahli mencoba mengemukakan pandanganya mngenai proses perkembangan dan melahirkan berbagai teori. Beberapa diantara teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :



1.      Teori Preformasi
Teori preformasi mengemukakan bahwa makhluk hidup telah dibentuk secara lengkap dalam bentuk miniature didalam sel gamet (sperma atau telur). Penganut teori preformasi pecah menjadi dua aliran yaitu aliran spermatik atau spermis dan aliran ovulist atau ovist. Aliran spermis beranggapan bahwa miniature tersebut berada didalam sperma, sedangkan telur hanya berperan sebagai medium nutritive saja agar miniature dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hart-soekert (1964) menyebut makhluk miniature tersebut dengan nama Homunculus. Aliran ovulist beranggapan bahwa makhluk miniature yang dimaksud terdapat didalam sel telur, jadi peran sperma hanya sebagai perangsang saja agar makhluk kecil tersebut dapat tumbuh menjadi besar.

2.      Teori Epigenetik
Teori Epigenetik dikemukakan oleh C.F. Wolff pada tahun 1759. Ia mengemukakan bahwa didalam gamet tidak ada makhluk dalam bentuk miniature. Menurut teori ini makhluk hidup berkembang secara bertahap dari struktur yang sederhana menjadi struktur yang lebih kompleks.

3.      Hukum Von Baers
Hukum Von Baers dikemukakan oleh Karl Ernst Von Baers pada tahun  1828. Menurut teori ini jika suatu organism berkembang dari suatu sel telur maka ciri-ciri yang lebih umum berkembang lebih awal, dan ciri-ciri spesifik berkembang belakangan. Misalnya pada perkembangan ayam, karakter yang pertama muncul adalah ciri-ciri umum dari chordata, sedangkan ciri-ciri khusus dari aves berkembang kemudian seperti bulu dan paruh. Paru ayam baru tampak dengan jelas pada umur inkubasi 15 hari.


4.      Teori Rekapitulasi
Berawal dari teori evolusi yang mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan berkembang secara bertahap jutaan tahun yang lalu dari organism uniseluler ke multiseluler. Beranjak dari ide teori evolusi, Frizt Muller (1864) mengemukakan bahwa dalam proses perkembangan organisme (misalnya ayam), karakter-karakter leluhurnya tampak lebih dahulu dibandingkan dengan karakter-karakter yang baru (misalnya karakter ikan tampak lebih dahulu daripada krakter amphibian dan reptilian). Jadi secara philogenetik, karakter ikan tampak lebih dahulu dari pada karakter amphibian, reptilian dan burung. Dalam perkembangan ayam, karakter ikan seperti celah insang tampak lebih dahulu dibandingkan dengan karakter burung. Setelah mempelajari teori Muller, Ernst Haeckel (1886) memberi nama teori tersebut dengan nama Hukum biogenetik atau teori rekapitulasi dan menyimpulkan bahwa ontogeny merupakan rekapitulasi yang disederhanakan dari phylogeni. Ontogeni adalah sejarah perkembangan makhluk hidup mulai saat fertilisasi, lahir dan mati. Sedangkan phylogeni adalah sejarah perkembangan makhluk hidup secara evolusi.

5.      Teori Plasma Germinal (Teori Determinan)
Teori ini dikemukakan oleh Weismann (1834-1914). Ia mengemukakan bahwa di dalam proses perkembangan terjadi segregasi plasma germinal ke dalam keturunannya secara berkesinambungan. Didalam sel terdapat germ plasma dan somatoplasma. Didalam germ plasma terdapat determinan-determinan yang di segregasi secara berkesinambungan dari generasi ke generasi berikutnya. Pada setiap generasi germ plasma dan somatoplasma kembali dibentuk. Jadi Germ plasma bersifat abadi atau immortel germ plasma.



BAB III
P E N U T U P


Demikianlah makalah tentang Embriologi yang kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Embriologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai perkembangan organisme.
2.      Pada hewan perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula, gastrula dan organogenesis.
3.      Aristoteles mengambarkan dua model hitoris yang dikenal sebagai preformasi dan Epigenesis dan William Harvey menggunakan rusa yang dikawinkan dan membedah rahim dan mencari embrio didalam tubuh rusa betina.
4.      Marcello Malpighi dan Jam Swammerdam dua ahli yang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop untuk mendukung teori preformasi.
5.      Beberapa pandangan mengenai proses perkembangan melahirkan berbagai teori yaitu :
a.       Teori Preformasi
b.      Teori Epigenetik
c.       Hukum Von Baers
d.      Teori Rekapitulasi
e.       Teori Plasma Germinal (Teori Determinan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar